Kebahagiaan Sejati

Yesaya 48:18
Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti.

Banyak orang akan mengatakan bahwa kebahagiaan adalah salah satu hal yang mereka cari di dunia ini, karena memang tidak ada orang yang mau hidup dalam kesusahan. Aristoteles mengatakan "Kebahagiaan merupakan tujuan utama keberadaan manusia, seluruh perwujudan dan akhir dari kehidupan dan sasaran dari semua sasaran." Tapi dari manakah sumber kebahagiaan yang sejati? Dunia ini memang kadang memberikan cara-cara untuk mencapai suatu kebahagiaan di dalam hidup, tapi ayat di atas jelas mengatakan bahwa dengan memperhatikan perintah-perintah Tuhan maka tidak akan ada hentinya kebahagiaan yang kita alami.

Walaupun sering manusia berpikir bahwa kebahagiaan itu identik dengan banyaknya uang yang dimiliki tapi kita juga harus ingat bahwa kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang. Resep kebahagiaan di Alkitab juga tertulis di Matius 5:3-11

"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

PENUHI LIDAH DENGAN PENUH PERKATAAN KASIH

Berhati-hatilah dengan lidah dan perkataan kita sebab lidah bisa mengutuk dan memberkati. Bisa berbicara tentang yang jujur tetapi bisa juga berbicara tentang kebohongan.

Ada seorang ilmuwan Jepang yang bernama Masaru Emoto yang mengadakan suatu percobaan tentang adanya hubungan antara bentuk kristal air dengan jenis musik yang diperdengarkan. Ia melakukan percobaan dengan teknik memfoto bentuk kristal air air tersebut. Dalam percobaannya didapat kesimpulan:
  • Ketika diberikannya lagu Beethoven atau lagu yang menyejukkan hati ternyata bentuk kristalnya menjadi bagus.
  • Ketika diberikan lagu “heavy metal”, maka bentuk kristal airnya menjadi kacau.
  • Ketika diberikan perkataan seperti orang bertengkar atau dibentak-bentak, maka bentuk arinya menjadi kacau.
  • Ketika diberi perkataan yang baik-baik, bentuk kristalnya menjadi bagus.
Dan bentuk kristal yang terbaik adalah ketika kita berbicara tentang kasih. Jadi ini sesuai dengan perkataan Alkitab yang selalu mengajarkan kita tentang kasih.

I Korintus 16:14
Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!

Apa hubungannya bentuk kristal air dengan kita? Manusia itu terdiri dari 70% air, jadi dari penelitian tersebut, dia menyimpulkan juga bahwa kalau bentuk kristalnya baik, maka metabolismenya baik dan orang itu sehat dan bahkan bisa bertambah muda. Ini mungkin penjelasan yang ilmiah dari berbagai segi, tetapi Alkitab berkata bahwa apabila lidah kita penuh dengan perkataan kasih dan penuh damai sejahtera maka suasana akan menjadi lebih baik dan kita akan terus disegarkan.

Kolose 4:6
Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.

Oleh sebab itu selalu perkatakan kasih
dimanapun kita berada.

Tetap cinta dan setia kepada Yesus


Mazmur 73:26
Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.


Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, bagaimanakah kita menjalani hari-hari ini? Apakah kita berjalan dalam tuntunan Tuhan atau kita terlalu sibuk dengan urusan-urusan yang ada di dunia ini? Pada tulisan ini saya ingin kita merenungkan apakah kita tetap setia dan cinta kepada Tuhan Yesus walau apapun yang terjadi seperti ayat di atas? Kita melihat keadaan akhir-akhir ini bukannya bertambah baik malah semakin buruk, tapi kita sebagai anak-anak Allah harus tetap mempunyai iman bahwa hidup kita pasti tetap berada dalam lindungan Tuhan. Amin.

Tuhan Yesus telah terlebih dahulu mencintai dan mengasihi kita. Dengan mengorbankan diriNya di atas kayu salib itu merupakan bukti nyata Dia sangat mencintai kita karena dosa kitalah yang ditanggungNya. Sekarang bagaimanakah rasa cinta kita kepada Tuhan? Apakah hanya pada saat banyak berkat kita dapat berkata "Ku cinta Yesus" atau jika kita sedang dalam pergumulan yang berat kita juga dapat mengatakan hal tersebut.


Habakuk 3:17-18
Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.


Terkadang jika kita memiliki banyak berkatpun kita bisa lupa sama Tuhan, tapi sekali lagi saya ingin mengigatkan bahwa Tuhanlah yang memberikan kita kekuatan untuk memperoleh kekayaan (Ulangan 8:18a), bukan karena kehebatan kita ataupun kepintaran kita.

Kumau cinta Yesus selamanya 2x
Meskipun badai / berkat
Silih berganti dalam hidupku
Ku tetap cinta Yesus selamanya

Biarlah jika kita menyanyikan lirik lagu di atas, itu benar-benar keluar dari dalam hati kita, bukan hanya di bibir kita saja. Bagaimana jika mulai sekarang kita berjanji diri sendiri dan kepada Tuhan bahwa kita akan tetap setia dan mencintai Tuhan di sepanjang kehidupan kita walaupun banyak beban hidup yang kita rasakan.


Mikha 4:5
Biarpun segala bangsa berjalan masing-masing demi nama allahnya, tetapi kita akan berjalan demi nama TUHAN Allah kita untuk selamanya dan seterusnya.

PASKAH MEMBAWA PERUBAHAN TOTAL

Tanggal 2 April kemarin kita kembali memperingati hari kematian Tuhan kita Yesus Kristus. KematiannNya` di kayu salib adala karya terindah yang telah diperbuat bagi manusia di mana Dia telah menanggung semua dosa umat manuia. Sepatutnyalah kita bersyukur karena kita semua sudah ditebus dari kehidupan yang sia-sia kepada kehidupan yang sempurna (Yoh 10 : 10b), itu semua karena darahNya yang telah tercurah di atas kayu salib.

Jika kita bicara tentang Paskah maka kita juga teringat akan kejadian di mana bangsa Israel bisa keluar dari perbudakan di Mesir menuju Tanah Perjanjian. Pada malam sebelum bangsa Israel keluar dari tanah Mesir Tuhan membunuh setiap anak yang sulung yang ada di Mesir (Kel 12 : 29).
Maka pada tengah malam TUHAN membunuh tiap-tiap anak sulung di tanah Mesir, dari anak sulung Firaun yang duduk di takhtanya sampai kepada anak sulung orang tawanan, yang ada dalam liang tutupan, beserta segala anak sulung hewan
Tetapi tulah itu tidak kena kepada bangsa Israel karena ada darah anak domba di tiang pintu mereka sebagai tanda perjanjian. Pada keesokan harinya timbullah seruan yang hebat di tanah Mesir karena tiap-tiap anak sulung telah mati dan sejak saat itulah keadaan bangsa Israel berubah total, dari orang miskin menjadi orang kaya, dari budak menjadi tuan, karena orang Mesir memberikan harta mereka (emas, perak, dll – Kel 12 : 35-36).

Demikianlah juga ketika Tuhan Yesus rela mati bagi kita maka kehidupan kita langsung berubah total, semula kita adalah umat berdosa tetapi karena kasih karunia Tuhan kita menjadi dibenarkan di dalam Tuhan (Rm 3 : 23-24, Ef 1 : 7). Kedua kejadian ini memang sama-sama membawa perubahan tetapi bedanya ketika bangsa Israel keluar dari tanah Mesir maka Tuhan mengorbankan semua anak sulung yang ada di Mesir tetapi pada saat kita dibebaskan dari perbudakan dosa maka Tuhan memberikan anakNya yang tunggal supaya setiap kita yag percaya memiliki kehidupan yang kekal (Yoh 3 : 16). Kenapa harus Yesus? Sebab memang Kristus itu sendiri ialah yang sulung di antara kita (Rm 8 : 29).

Jadi saudara-saudara janganlah kita melewati Paskah ini dengan biasa-biasa saja tetapi lewatilah Paskah ini dengan perenungan bahwa Tuhan kita sangat baik kepada kita sehingga Dia telah menjadikan kita milikNya dan diciptakan untuk memberitakan kemasyhuranNya (Yes 43 : 21).